20 November, 2008

Pasca Rehab Rekon, Pengangguran Melonjak

Andi Firdaus / The Globe Journal

Banda Aceh - Berdasarkan hasil analisis Bank Indonesia dan Bank Dunia, pengangguran di Aceh masih menjadi tantangan utama bagi pengambil kebijakan. Lapangan pekerjaan yang selama ini tercipta bukan untuk jangka panjang, namun bagian dari hasil rekonstruksi yang sifatnya jangka pendek.


Hal itu disampaikan Deputy Manager Multi-Donor Fund untuk Aceh-Nias, Safriza Sofyan dalam siaran pers yang dikirim ke The Globe Journal, Selasa (18/11). Menurutnya, jika pelaku rekonstruksi keluar dari Aceh, kemungkinan bakal ada peningkatan penganggangguran yang tetap bertahan di atas angka 9 persen.

Sehingga katanya, perlu adanya investasi sektor swasta yang besar, terutama di bidang pertanian dan manufaktur untuk membalikkan situasi tersebut, apalagi sektor migas yang tak bisa diandalkan. "Sektor migas terus menurun hampir 20 persen pada tahun 2008 karena kehabisan cadangan gas," sebutnya.

Sementara itu, laporan perkembangan ekonomi Aceh terbaru menunjukkan, tingkat konsumsi swasta maupun publik terus naik, bahkan melebihi 50 persen PDB. Hal ini bisa dilihat dari daya beli masyarakat untuk kendaraan, listrik dan konsumsi bahan bakar yang meningkat pada tahun 2008. Akibatnya, kemiskinan menurun seperti yang diperkirakan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga mencapai 23,5 persen. Angka tersebut merupakan tingkat masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. "Ini merupakan penurunan tajam tingkat kemiskinan sebelum terjadinya bencana tsunami," jelasnya.

Hal tersebut dapat dilihat akibat pulihnya sektor pertanian dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,5 persen pada semester pertama tahun 2008, karena adanya investasi yang disedikan melalui bantuan rekonstruksi. Meski sektor pertanian pertumbuhannya positif, namun upaya besar masih diperlukan guna mendorong pertumbuhan di sektor Minyak dan Gas (Migas) yang pada pertengahan tahun 2008 melambat menjadi 3,1 persen.

Selain itu, Ekonom Bank Dunia Perwakilan Jakarta, Enrique Blanco Armas mengatakan, untuk yang pertama kali pascatsunami tingkat inflasi di Aceh lebih rendah dibandingkan nasional karena dipicu oleh kenaikan harga pangan dan bahan bakar global. "Inflasi pada bulan Agustus 2008 Banda Aceh sebesar 8,2 persen, sedangkan nasional mencapai 11,9 persen," kata Enrique. [003]


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam Warga.

Mohon Maaf pada yang punya blog
mau informasikan situs jurnalisme warga baru.

www.portalaceh.com

Portal Jurnalisme Warga, dari warga untuk warga, khusus membahas isu
dan persoalan Aceh.
situs ini terbuka untuk umum, tidak hanya dikhususkan untuk warga Aceh
saja, tetapi juga semua warga.
Hanya saja, persoalannya dibatasi seputar persoalan Aceh.
Punya tulisan, tentang Aceh dan yang berkaitan dengan Aceh? silahkan
tulis di www.PortalAceh.com

Untuk saat ini, rubrik yang disediakan adalah:

Politik, Kesehatan, Pendidikan, Teknologi, Opini, Gaya Hidup, Olah Raga, dll.

rubrik di atas akan terus bertambah seiring dengan permintaan anggotanya.

Situs ini masih dalam pengembangan,
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan.

Terima kasih

Tim Admin
www.PORTALaceh.com